Fenomena Mama Laurent

MESKIPUN sudah amat dikenal sebagai peramal, Laurentia Pasaribu yang akrab disapa Mama Laurent ini sangatlah low profile. Ia juga mengerti sekali kebutuhan media yang ingin menyajikan berbagai ramalan. Karena itu setiap akhir tahun, dia sudah menyediakan semacam press release berisi penglihatan batin yang dia tuangkan dalam beberapa lembar kertas.

Meski demikian ia tetap terbuka menerima telepon atau tambahan pertanyaan. Wartawan Suara Merdeka yang bertandang ke rumahnya yang sekaligus tempat berpraktik di Jalan Kasuari 2, Cipinang Indah, ini pun diterima dengan penuh senyum oleh wanita yang sudah lanjut usia itu. Siapa dia sesungguhnya? ''Kalau masalah pribadi, itu biar untuk konsumsi saya pribadi saja ya? Yang untuk publik lebih baik seputar prediksi atau ramalan saja. Kurang enak bicara hal-hal yang bersifat pribadi,'' katanya.

Yang tak dirahasiakan, ia tinggal di Indonesia karena menikah dengan seorang lelaki bermarga Pasaribu. Itu saja. Selebihnya, ia tak mau lagi bercerita. Baik tentang anak atau suaminya. ''Saya bukan selebriti.''

Setiap hari, Laurent membuka 'klinik' dari pagi hingga siang. Biasanya ia hanya menerima klien sampai pukul 14.00. Selebihnya dia melakukan kegiatan lain, baik yang berkaitan dengan praktiknya itu maupun kegiatan pribadi.

Apakah kebanyakan klien keturunan Tionghoa?

''Nggak juga. Klien saya datang dari berbagai kalangan. Kebetulan kali ini keturunan Tionghoa. Dari suku lain banyak juga. Mereka datang dengan berbagai keperluan. Ada yang ingin tahu nasib usaha, perkawinan, dan sebagainya. Kebanyakan ingin tahu seputar kelanjutan usahanya,'' tutur perempuan berpenampilan kalem itu.

Setiap klien biasanya berkonsultasi selama 30 menit dengannya. Ia akan bermeditasi sebelum memberikan solusi atau pandangan. Karena waktu konsultasi cukup lama, setiap hari Mama Laurent hanya mau menerima maksimal 10 klien. ''Lebih dari itu saya tidak sanggup. Mungkin juga karena faktor usia ya? Yang jelas, saya tidak ingin melakukan pekerjaan dengan terburu-buru, karena masih banyak klien yang menunggu,'' tambahnya sambil melepas senyum.

Ramalan Jitu

Selama ini Mama Laurent dikenal sebagai peramal jitu. Simak lagi bagaimana ia meramalkan kejatuhan Gus Dur waktu itu. ''Sebentar lagi terjadi suatu perubahan politik yang besar. Sebuah revolusi. Saya rasa tidak etis ya kalau saya bilang Gus Dur jatuh. Yang jelas ada perubahan politik yang besar sekali,'' ujarnya ketika itu.

Ia juga meramalkan waktu yang sangat tepat akan kejatuhan Gus Dur. Begitupun dengan Sidang Istimewa yang menyertai kejatuhan Gus Dur tersebut.

Dalam ramalannya untuk 2001, ia menyebutkan dalam tahun itu alam sangat memegang peranan besar. Alam dapat menghakimi dan menghukum langsung mereka yang tidak berhati-hati. Menurut pendapat dia, pada 2002 masalah bangsa belum selesai, tapi membaik. ''Tahun 2002 kita masih dalam kondisi yang boleh dibilang kemelut, tapi membaik. Sampai tahun 2007 baru mencapai kondisi yang baik''. Itu prediksinya untuk tahun 2002.

Bila dicermati, ia memperkirakan kondisi Indonesia akan membaik pada 2007. Namun tahun ini, ia bahkan melihat kondisi Indonesia baru akan membaik pada 2008.

Paranormal yang masih terlihat cantik itu tahun lalu meramalkan bakal ada sembilan selebriti Indonesia yang meninggal. Mereka adalah Helmi Pesulima, adik alm Broery Pesulima yang juga berprofesi sebagai penyanyi pada 30 Januari. Usman Effendi, yang dikenal sebagai pemain film tahun 1960-an meninggal 19 Februari, Farouk Afero, meninggal karena kanker paru-paru pada 13 April, pelawak Ateng meninggal pada 6 Mei. Presenter Indra Safera meninggal pada 31 Agustus karena penyakit lever dan gagal ginjal. Paul Poli, salah seorang anggota grup lawak Srimulat dipanggil Yang Kuasa pada 19 Oktober, serta pemandu bakat Denny Sabri yang meninggal pada 29 November. Hitungannya memang tepat. 

Related Post :

0 comments:

Post a Comment