Belakangan ini di televisi dan media cetak (koran) banyak mengangkat topik tentang Film Cowboy in Paradise, yakni sebuah film dokumenter yang mengisahkan tentang kehidupan para gigolo (pria penghibur wanita) di pantai kuta dalam menemani turis wanita mancanegara selama menghabiskan waktu liburan di pantai kuta, bali. Film dokumenter yang disutradarai oleh Amit Virmani ini, banyak mendapat protes dari warga dan tokoh masyarakat kuta karena tidak menyampaikan fakta sebenarnya yang terjadi di lapangan meski fenomena gigolo memang ada di pantai kuta tersebut.
Semenjak film dokumenter cowboys in paradise ini beredar di internet (youtube), pihak satuan tugas Pantai Kuta menyatakan rutin menggelar razia gigolo. Razia terutama ditujukan kepada gigolo yang merugikan turis dan merusak citra pariwisata Bali.
Menurut sutradara film cowboy in paradise, pembuatan film cowboy in paradise bermula dari pertemuan Amit Virmani dengan seorang bocah Bali yang berusia sekitar 12 tahun. Si bocah mendesak Amit untuk berbicara dalam bahasa Jepang. Saat ditanya, anak laki-laki itu mengaku ia hanya ingin berlatih berbahasa Negeri Sakura itu. "Saya hanya berlatih. Ketika saya dewasa saya ingin menjadi gigolo bagi perempuan Jepang. Bocah itu menjawab dengan riang gembira," cerita Amit seperti dilansir dalam website cowboysinparadise. Jawaban itu pun lantas mengganggu pikiran Amit. Pria keturunan India itu bingung dengan rencana karir masa depan si bocah yang sulit diterima masyarakat pada umumnya. Sejumlah negara dan tempat wisata pantai memang banyak menyediakan jasa seks dengan sejumlah variasinya. Tidak bisa dipungkiri pula banyak perempuan yang kini juga menggunakan jasa seks. "Tapi ada sesuatu yang lain. Mengapa bocah laki-laki ini begitu berhasrat untuk terlibat perdagangan kotor itu? Mengapa ia merasa bangga? Apa itu surga? Bagi saya surga adalah sebuah kata yang saya pandang dengan curiga. Apa itu surga ketika itu hanya menawarkan anak-anak dengan mimpi yang terbatas tentang masa depan?" kisah Amit. Amit lantas merasa terpanggil untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. "Maka karena itulah saya membuat film ini," katanya.
Saat ini, 'Cowboys in Paradise' mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Mereka keberatan karena film tersebut menganggap Pantai Kuta sebagai surganya para gigolo.
4 comments:
Apa kata dunia ????
@Sang Pecinta : Ntah lah bro, apa yang akan kita katakan pada dunia. Semuanya sudah terjadi mau di apakan lagi.
saat ada penelitian yang mengatakan bahwa remaja sudah kehilangan perawan sejak mereka SMP, orang banyak menolak, padahal itulah kenyataan, tapi kebanyakan kita munafik mengakui kebobrokan kita.
Hal ini terjadi lagi
Sepertinya udah ngga bisa dihilangkan lagi hal seperti itu
Post a Comment